Kamis, 21 November 2013

Sejarah Perkembangan dan Bisnis Rekaman di Amerika[1]

1800-1899
1877, Thomas A Edison menemukan alat perekam suara: phonograph.
1887, Chinchester dan Charles Tainter mematenkan temuannya: graphophone.
1887, Emile Berliner membuat flat disc pertama untuk rekaman.
1887, Jesse Lippicott membeli hak paten phonograph dan graphophone.
1889, pita rekaman magnetik diperkenalkan[2].
1896, gramaphone yang digerakkan motor dikembangkan.

1900-1925
1905, disc rekaman musik dua sisi ( dual-side disc) dipasarkan.
1925, sistem elektrik rekaman dan sound untuk memutarnya kembali disempurnakan.

1926-1949
1942, serikat musisi melarang anggota-anggotanya masuk ke dapur rekaman; alasannya, itu akan mengurangi pekerjaan mereka (jadwal manggung).
1943-1944, perusahaan rekaman menaikkan bayaran musisi; serikat menarik kembali tuntutan.
1945-1949, industri rekaman beralih dari disc ke tape magnetik untuk mengkopi master.
1948, Columbia Records memperkenalkan model rekaman yang lebih panjang yang dikembangkan Peter Goldmark.

1950-1969
1950-an, club rekaman menjadi tempat yang populer untuk menjual menchandise.
1955, Rock Around The Clock yang direkam oleh Bill Halley dan Cometsnya merupakan awal boomingnya rock`n`roll.  
1956, Elvis Presley jadi sensasi sepanjang malam ketika Heartbreak Hotel dirilis.
1959, skandal Payola mengungkap penyuapan Industri rekaman terhadap disc jokeys.
1964, puncak lima papan atas popularitas pejualan rekaman di Amerika diduduki the Beatles.

1970-1979
1970, fans musik pop berduka karena tidak dapat lagi menyaksikan the Beatles.
1979, resesi menghantam industri rekaman.

1980-1989
1981, kemunculan MTV via kabel merupakan awal meledaknya video musik di pasaran.
1983, compact disc muncul dengan kualitas kopian yang lebih tinggi.
1988, penjualan compact disc mencapai titik tertinggi yang pernah dilampaui album vinyl tersebut.
1800-1880
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rekaman Akustik: Fonograf[3]

Cerita tentang fonograf bermula di laboratorium kecil Thomas Edison di West Orange, New Jersey. Edison sangat berminat dengan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi. Western Union Telegraph Company telah menggunakan transmiter karbon yang dikembangkannya, dan telah mengembangkan sebuah sistem yang dapat mengirim sinyal empat buah telegraf sekaligus melalui satu kabel. Tiba saatnya, Edison bekerja dengan alat perekam titik-titik (dots) dan garis-garis (dashes) kode telegraf Morse-di atas kertas yang nantinya akan dapat membunyikannya kembali. Sebagaimana Edison membunyikan kertas tadi (paper tape) untuk mendengar kode Morse, kecepatan yang ditingkatkan akan menghasilkan warna suara ritmis. Sebuah ide berkembang. Kenapa tidak merekam suara manusia dengan cara yang sama dengan rekaman Morse tersebut?

Edison di Laboratorium West Orange

Di tahun 1877, suatu waktu yang masih gelap dalam sejarah, Edison membuat sket gambar kasar dan menyuruh asistennya membuat mesin yang dipikirnya bisa membunyikan  kembali kata-kata yang direkam.  Alat ini terdiri dari silinder besi yang dibungkus foil aluminium. Terhubung dengan sebuah diafragma, sebuah jarum yang menggores aluminium foil. Diafragma dan jarum yang kedua digunakan untuk memutar ulang rekaman. Karena silinder berputar, jarum akan menggesek foil dan meninggalkan alur parit. Alur parit ini yang akan menghasilkan suara setelah jarum kembali pada posisi awalnya dan memutar ulang di permukaan silinder.

Itu teorinya. Pertanyaannya apakah itu akan berhasil? Dengan presisi yang amat tinggi, Edison memasang jarum di mesin yang dibuat asistennya. Sementara digerakkannya pedal tangan silinder itu, dibacakannya sebuah puisi:”Mary Had Little Lamb” di depan diafragma. Jarum yang akan memutar ulang puisi itu dipasang, dan sementara Edison memutar pedal tangan, mesin mungil itu memainkan “Mary Had Little Lamb”.    

Dengan menggunakan kata-kata Yunani yang artinya juru tulis suara, penemuan baru itu dibabtis dengan nama: phonograph. Pada perayaan Natal 1877, Thomas Alva Edison mengisi berkas untuk mematenkan temuannya itu. Maka demikian, lahirlah mesin perekam suara.

Charles Cros dan Konsep Fonografi

Sementara Edison sibuk melakukan percobaan fonograf, Charles Cros, penyair dan pemikir Prancis menulis sebuah paper tentang kemungkinan fonograf merekam pembicaraan dan memutarnya kembali untuk didengarkan. Idenya hampir sama dengan Edison dan menggunakan jarum stylus untuk mencetak parit (track) di permukaan disc,   ukurannya kira-kira empat kali lebih besar besar dari pada compact disc sekarang. Mesin Edison menggunakan silinder. Sementara, Cros tidak pernah membuat alat yang dibayangkannya itu tetapi menyimpannya dalam sebuah paper ilmiah yang menggambarkannya bersama Academie des Sciences. Kemudian, dia meminta paper itu dibacakan; barangkali mendengar berita tentang Mesin Edison di Amerika Serikat. Meskipun keduanya memiliki ide sama dan menggunakan istilah sama: fonograf, Edison dipertahankan sebagai penemu perekam suara dengan mesin silinder, yang membunyikan puisi ”Mary Had Little Lamb.”   

Perusahaan Fonograf Edison

Meskipun telah selesai, fonograf masih belum menjadi media hiburan rumahan seperti lazimnya hiburan sekarang. Silinder aluminium foil kecil ini tidak dapat digunakan kembali setelah dimainkan beberapa kali, dan itu pun lamanya jarum mengitari permukaan silinder hanya beberapa menit saja.

Karena masih melihat keuntungan dari alat ini, Edison membangun Edison Speaking Phonograph Company di tahun 1878. Satu penyokong dananya, Gardner Hubbard, mertua Alexander Graham Bell.

Fonograf menjadi hit di pertunjukan komedi musik vaudeville keliling sebagai hiburan yang disuguhkan kepada penonton yang mau membayar untuk mendengarkan beberapa potong kalimat dari sebuah karangan atau cuplikan lagu.

Itu hanya berlangsung kurang dari setahun, dan meski itu menguntungkan sementara waktu hingga kebaruannya habis, komitmen Edison kepada lampu pijar, ditambah waktu dan sumber daya yang sedikit, telah mengirim semua ide-idenya ke laci untuk sementara.  

 Grapofon     

Dapat dipahami keputusan Mertua Alexander Graham Bell menyokong penelitian Edison, Bell ingin tahu perkembangan fonograf. Setelah memenangkan Volta Prize $ 10.000 dari pemerintah Prancis untuk penemuan telepon, Bell mendirikan Volta Laboratories di Washington DC tahun 1880. Di sana dia mempekerjakan saudaranya, Chichester Bell, dan teknisi Amerika bernama Charles Tainter untuk mulai bekerja menyempurnakan mesin Edison. Mereka mengembangkan versi fonograf yang disempurnakan, dan menyebutnya grafofon. Ada dua kelebihan dari alat ini. Pertama, silinder tidak dilapisi aluminium foil tetapi lapisan lilin yang menghasilkan suara yang lebih jernih dan tidak sekeras ponograf. Dan kedua, jarum stylusnya  bergerak mengikuti parit lilin silinder.

 American Graphophone Corporation

Bell dan Tainter ingin Edison menyempurnakan, memasarkan dan membuatnya dalam jumlah besar grapofon mereka. Tetapi, Edison menanggapinya sebagai suatu kompetisi untuk mengembangkan ketertarikan barunya terhadap phonograf. Sementara, Bell dan Tainter memperoleh dukungan keuangan dari kelompok bisnis eksekutif Washington DC, dan membentuk  American Graphophone Corporation. Dengan ditambah pedal kaki kenetik untuk menggantikan pedal tangan, grafofon baru menghantam pasar sebagai satu langkah jelas mendahului ponograf. Edison membalasnya dengan menambah motor listrik untuk ponografnya dan silinder lilin padat sehingga bisa dikikir dan digunakan kembali. Tak cukup sampai di situ, penyempurnaan sesudahnya menghasilkan lebih dari satu ear phone yang bisa didengarkan lebih dari sepuluh orang pendengar pada waktu yang sama.     

Jesse Lippincott dan Coba-Coba Usaha Alih Bisnisnya

Sebelum perang perusahaan ponograf tambah memanas, pengusaha Philadelphia memutuskan untuk masuk ke bisnis fonograf, dan menguasai hak penjualan grapofon.

Jesse Lippicott punya ide benar, tetapi menempuh jalan yang keliru. Keluar dari bisnis telepon, ia memutuskan cara yang terbaik untuk menghasilkan uang dengan mengambil alih grapofon dan meminta bayaran dari para penggunanya selama waktu tertentu.

Lippincott melihat potensi pasar grapofon sebagai mesin rekam dikte (dictating machine) yang digunakan di kantor-kantor. Lippincott membagi negara ke dalam beberapa wilayah dagangnya yang lebih kecil, tetapi itu lama sebelum seluruh bisnisnya mulai ambruk.

Wilayah dagang yang menghasilkan uang yang tersisa tinggal, yang dikuasai Columbia Phonograph Company yang memperoleh ijin distribusi dari Wahington, D.C.,  dan dapat melayani kantor pemerintah dengan mesin dikte.

Dalam sekejap, beberapa salesman yang sulit diatur di West Coast menjatuhkan nama perusahaan dan mulai mengalihkan bisnis mesin itu ke bar San Francisco. Di sana, pelanggan akan antre untuk memasukan koin ke dalam mesin dan mesin akan bekerja. 

Apa yang diharapkan kegunaan mesin yang seharusnya untuk kantor-kantor negara berubah menjadi lelucon yang berguna untuk bisnis bar. Meski ada gunanya sebagai mesin hiburan, bar belum bisa menyelamatkan American Graphophon Company.

Begitu, akhir fonograf foil aluminium. Yang masih bertahan tinggal perusahaan Columbia yang keuangannya tetap di bawah kendali lisensi Bell-Tainter. Nama bisnisnya dikenal menjadi Columbia Graphaphone Company yang berkantor pusat di kota New York.                 

Gramafon Berliner dan Johnson

Sewaktu grapofon dan ponograf berperang satu sama lain, seorang Imigran Jerman dan pengusaha toko mesin sedang bersiap-siap mencuri ide dari tontonan itu dengan menambah jumlah keluarga rekaman suara: gramafon.

Emile Berliner mendarat di Amerika Serikat  sebagai imigran Jerman miskin yang berpendidikan otodidak di bidang fisika. Dia yang pertama kali menyempurnakan transmiter telepon yang menjadi cikal mikropon modern. Perusahaan Telepon Bell membayarnya untuk hak paten penjualannya dan  mepekerjakannya. Sepuluh tahun kemudian dia berhenti, dan bekerja sendiri menyempurnakan fonograf. Penyempurnaan yang amat besar datang dari cara stylus merekan suara. Perubahan yang kedua adalah penggunaan disk menggantikan silinder. Ini merupakan cikal fonograf modern yang menggunakan plat sebagai ganti silinder.


1900-1925
------------------------------------------------------------------------------------------------------------  

 Victor Taking Machine Company

Tiba saatnya mulai memasarkan dan menjual alat baru ini. Untuk itu, ahli mesin Camden, New Jersey bernama Eldrige Johnson bergabung dengan Berliner, dan keduanya membentuk  Victor Taking Machine Company. Berliner menerima 40% dan Johnson 60% dari saham mereka. Johnson mulai mengimpor rekaman-rekaman bintang –bintang opera European Red Seal yang terkenal. Harganya sangat mahal: sekitar $ 5. Enrico Caruso satu yang direkam pertama kali di tahun 1902, dan peristiwa ini memberi legitmasi baru untuk rekaman suara. Bintang-bintang opera lain menyusul segera. Tiba waktunya, publik dapat memperoleh rekaman-rekaman yang berkualitas dan membeli mesin yang berharga murah untuk mendengarnya.

Selain dengan musik yang bagus, Victor juga memperoleh merek dagang internasional terkenal:”His Master Voice”, gambar anjing bernama Nipper yang mendengarkan gramafon. Merk dagang ini dilukis sendiri oleh Francis Barraud dan dijual ke orang-orang eropa yang dekat dengan Victor. Johnson menyadari daya tarik seni karya tersebut, menjaga copy right  Amerika Serikat sebagai logo, dan menggunakannya untuk perusahaan Victor.      

Disk Dua Sisi Columbia

Puncak sukses perkembangan awal rekaman akustik datang di tahun 1905 ketika Columbia memperkenalkan disk rekam dengan lagu-lagu pada dua sisinya. Rekaman dua sisi ini dijual $ 65, dan dapat diputar di semua disc player.

Bunyi iklannya,”Columbia Doubled disc Records! Double discs, double quality, double value, double wear, double everything except price! Don`t put your record money into any other!”


1926-1949
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Era Elektrik

Meski popularitas remakan akustik menyebar luas, itu cuma sekadar terbatas pada reproduksi kualitas suaranya. Karena suara dicetak di media rekam melalui efek gelombang suara dari stylus rekamnya, performer harus bersuara keras di depan mikrofon. Studio-studio harus punya banyak ruang kosong dan sangat terbatas digunakan, dan dalam beberapa kasus bahkan alat musik diubah untuk mendapatkan hasil rekaman yang memuaskan.Suara-suara dari alat-alat string tidak dapat tidak dapat direproduksi dengan jernih, dengan demikian banyak pemain orkestra akan mengganti instrumen brass dan woodwind untuk reproduksi yang lebih baik. Satu alat musik yang diubah adalah Stroh-violin yang menggunakan horn akustik khusus yang memungkinkan untuk mengatur kuat lemah volume suaranya dan sangat membantu dalam proses rekaman. Karena semua cara untuk mengubah alat-alat, para penemu menyadari bahwa rekaman suara masa datang sedang mencari cara untuk merekam melalui proses elektrik, bukan akustik. Perkembangan penting datang sebagaimana radio baru menjadi sebuah medium dalam rumah
                                              
Joseph P. Maxfield dan Rekaman Elektrik

Joseph P Maxfield dan anggota Bell Laboratories lainnya mulai melakukan percobaan dengan proses rekaman elektrik tahun 1929. Tujuan utamanya mencari amplifier suara secara elektrik. Tiga hal yang diperlukan untuk memenuhi tugas itu: (1) sebuah condenser microphone yang akan menyediakan kejernihan yang lebih bagus dari pada horn, dan akan mengurangi hilangnya (loss) volume suara dan kualitas suara yang melewatinya, (2) amplifier tabung vakum udara yang akan menaikan volume suara dan mengirimnya ke (3) stylus potong yang digerakkan secara elektromagnetik (an electromagnetically powered cutting stylus).   

Lisensi Rekaman Elektrik

Tahun 924, Maxfield menyempurnakan sistemnya, dan perusahaan-perusahaan rekamannya tumbuh pesat karena licensi memberi mereka ijin mengembangkan secara komersial proses rekaman yang baru ini untuk konsumen rumahan. Perusahaan pertama yang mengincar pangsa pasar alat rekam rumahan ini adalah Brunswick dengan mesin Panatropenya pada tahun 1926. Victor memasarkan mesin ini. Prospeknya kelihatan menjanjikan bagi Radio Corporation of America (RCA) untuk membeli sebagian saham perusahaan Victor di tahun 1929 dan memutuskan merger secara resmi pada tahun 1930.  Meskipun keuntungan jangka panjang cukup penting, keuntungan jangka pendeknya sangat kecil.

Keuntungan Masa Depresi Ekonomi dan Jukeboxes

Baik industri radio atau rekaman tidak dapat meramalkan akibat dari jatuhnya harga saham di pasar pada tahun 1929. Bagi industri rekaman, bencana itu datang terutama dari radio yang tidak memungut biaya dari para pendengarnya. Medium iklan untuk produk perusahaan rekaman muncul pertama kali sebagai malaikat mautnya. Industri film juga tidak bisa menolong. Lari dari kelaparan dan pengangguran, orang-orang berbondong-bondong ke bioskop untuk menonton layar lebar. Berdasarkan perkiraan Recording Industry Association of America (RIAA), penjualan ecer industri rekaman yang mencapai $ 75 juta tahun 1929, telah jatuh bebas hingga $ 5.5 juta tahun 1933.

Pada tahun yang sama, industri rekaman mulai berbenah menata diri lagi. Dengan dicabutnya larangan beroperasinya kelab malam, bar, cocktail lounge pada tahun 1933, sekali lagi menghidupkan kembali terang bisnis di kota. Maka, muncullah jukeboxes, mesin rekam bisa hidup jika dimasuki koin. Pertama diproduksi tahun 1927 oleh Automatic Music of Grand Rapids, Michigan, player rekam bertombol-tekan dengan warna mencolok ini akhirnya membuat senang industri umumnya seperti Capehart, Seeburg, dan Wulitzer. Melalui penampilan juke box, penjualan rekaman mulai naik kembali dalam jumlah yang dapat pantas mencapai $ 26 juta tahun 1938.   

Radio Jaringan dalam waktu yang sama mulai menjadi satu dengan dengan industri penyiaran. CBS (Columbia Broadcasting System) membeli Columbia Phonograph Company. Rekaman-rekaman bintang-bintang kebanyakan yang dibuat terkenal oleh radio diburu oleh toko-toko rekaman dan nama-nama perusahaan yang tak asing lagi seperti, RCA Victor, Columbia dan Decca mulai muncul pada label-label rekaman.


1950-1969
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Radio dan Rock-and-Roll

Sejak tahun 1950-an, ketika didorong oleh kedatangan televisi untuk melakukan spesialisasi, radio bernasib baik ditolong oleh naik daunnya rock-and-roll. Setelah beberapa tahun rock-and-roll sendiri terpecah-pecah ke dalam soft rock, hard rock, acid rock, punk rock, dan berbagai macam kombinasinya masing-masing. Radio butuh rock-and-roll dan rock-and-roll butuh radio.

Rock-and-roll menghasilkan keuntungan besar yang pernah dilihat dunia. Awalnya, musik ini dipercaya sebagai kombinasi dari musik barat country dengan ritme yang cepat (fast-paced-country-western music) dengan rhythm dan blues. Hit internasional pertama diraih oleh Bill Halley dan the Comets dengan lagu yang berjudul ”Rock Around The Clock”. Rock-and-roll juga mempunyai nama-nama seperti Chuck Berry, Little Richard, Fats Domino, Chubby Checker, Bo Diddley, The Shirelles, The Coaster, Jan and Dean, Buddy Holly, Ritchie Valens, dan Danny and the Juniors. Rock-and-roll mulai mendekatkan penampilannya dengan remaja dan anak muda. Anak-anak usia muda dipikat oleh kebaruan penampilan pertama Elvis Presley di TV nasional, tetapi itu penonton yang lebih muda yang menjadi fans fanatik musik rock dan musisinya. Sejak the Beatles muncul di awal 1960-an, para fans-nya pindah hati ke musik rock.
     


1980-1989
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ekonomi Bisnis Rekaman        

Persentase Aliran Duit Hasil Penjualan Ecer Rekaman

Pembayaran untuk Pemilik copy rights musik  6 %

Bayaran untuk serikat musisi 2 %
Bayar ongkos produksi kaset 8 %
Ongkos cover luar dan dalam 3 %
Bayar royalti artis dan upah rekaman 14 %
Ongkos transportasi ke distributor 1 %
Biaya iklan 2 %
Beban-beban umum perusahaan 8 %
Keuntungan Perusahaan 13 %
Keuntungan Distributor 7 %
Beban-beban dan keuntungan pengecer 36 %

Soal keterkaitan ekonomi dan bisnis rekaman barangkali bisa sedikit tercermin melalui tabel di atas, yang memuat persentase ke mana uang hasil penjualan eceran rekaman mengalir: untuk pembayaran ongkos produksi mau pun proses pemasaran. Aliran uang tadi tentu berbeda di tiap perusahaan, untuk tiap artis, dan juga album, namun perbedaan yang besar jarang sekali terjadi.

Umumnya perusahaan rekaman akan membayar semua ongkos rekaman –uang untuk musisi, vokalis, penyusun aransemen lagu, studio, editing, dan sebagainya- tetapi biayabiaya ini ditutup sambil berjalan, dan diambilkan dari sebagian royalti artis ketika rekaman atau albumnya terjual. Royalti artis biasanya sebesar 3% -5 % dari harga penjualan ecer rekaman untuk artis yang tidak terkenal dan sampai 15% untuk superstar. Besar royalti itu ditawar-menawarkan oleh agensi artis sebelum rekaman.

Artis-artis besar kebanyakan tidak hanya punya agen seperti halnya pengarang profesional, tetapi juga manajer pribadi yang menangani semua urusan bisnis dan sering kali terlibat dalam menyeleksi berapa jumlah rekan, pengiring yang digunakan, dan semua aspek kerja performer artistik. Dan, agen biasanya memperoleh 10-15 % pendapatan mereka, termasuk royalti. Sebagai tambahan, 10-25 % masuk ke kantong manajer.

Perusahaan-perusahaan Rekaman Terkemuka di Amerika

Semua perusahaan rekaman besar sekarang menjadi bagian korporasi dan konglomerasi bidang komunikasi yang lebih besar. 6 distributor terbesar di Amerika –MCACBS RecordsWEABMGCEMA, dan Polygram- menguasai lebih dari 95 % bisnis penjualan album rekaman dan sejumlah besar saham industri informasi dan hiburan.

Contohnya, MCA Music Corporation of America- induk perusahaan Universal Pictures dan kemudian telah menjadi bagian kerajaan bisnis Matsushita, juga telah terlibat di bisnis kaset video, dan televisi berlangganan, film layar lebar, sindikasi acara televisi, studio tours, stasiun-stasiun penyiaran, pemilik konsesi dan pengelola stadion olahraga, dan penerbit buku. Di tahun 1988, MCA membeli 20 % saham Motown  Records.

WEA Warner Elektra Atlantic Corporation- telah menjadi bagian Time Wagner, korporasi media terbesar dunia. Akan tetapi bahkan sebelum Time dan Wagner merger, Warner adalah perusahaan raksasa. Pada industri musik saja, penjualan tiap tahunnya mencapai 2 miliar US dolar –itu yang membuatnya jadi distributor rekaman dan video musik terbesar di dunia. Berbagai perusahaan rekamannya meliputi Warner Brothers Records dan anak-anak perusahaanya: Reprise, Sire, Geffen, Slash, Opal, Qwest, Paisley Park, Tommy Boy, dan Cold Chillin’; Elektra dan perusahaan afiliasinya Nonesuch; dan Antlantic Records dan anak-anak perusahaannya. WEA juga mencakup WEA InternationalWarner/Chappell –perusahaan rekaman musik terbesar dunia, Wagner Special Products- yang memasarkan rekaman-rekaman kompilasi spesial, WEA Manufacturing, dan Ivy Hill Corporation –perusahaan pengepakan untuk grup rekaman.

Sebagian besar artis rekaman WEA antara lain: Madonna, Prince, Van Halen, Fleet-wood Mac, Elvis Coctello, REM, dan Guns N’ Roses (termasuk semua yang di bawah label Warner Brothers); Tracy Chapman, Anita Baker, the Cure, 10.000 Maniacs, dan Metalica (di bawah label Elektra); serta Genesis, Debbie Gibson, dan INXS (di bawah Atlantic).

CBS Records, yang membawahi label Columbia dan Epic, berada sedikit di belakang WEA dalam hal pendapatan. Bagaimanapun juga, CBS kelihatan agak lebih lambat dalam mengembangkan kemampuan barunya. Meskipun musik Michael Jackson, Bruce Springteen, Julio Iglesias, dan Barbara Streisand mencapai tangga hit demi hit, pasar yang dikuasai CBS terus merosot.

Di tahun 1988, CBS dibeli Sony Corporation of Japan. (Kurang dari dua tahun kemudian Sony membeli Columbia Pictures Entertainment, satu perusahaan film TV dan layar lebar yang terbesar di Amerika). Masuknya modal Sony rupanya memungkinan
perusahaan rekaman ini melejitkan pendatang baru yang menjanjikan: Terence Trent D’Arby, New Kids on The Block, dan Living Colour.

Seperti CBS Records, beberapa perusahaan rekaman besar ada di tangan asing. Polygramyang dibeli A&M Records, dimiliki oleh NV eletronik raksasa Belanda Philips. BMG (Broadcast Music Group), induk perusahaan RCA dan Arista Records ada di bawah kendali Bertelsmann AG Jerman Barat. CEMA yang didirikan untuk Capitol EMI Angels adalah tangan distribusi Capitol/EMI, yang dimiliki oleh korporasi Britis: Thorn EMI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar